PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini keberadaan rusa sambar semakin
terancam. Hal tersebut dikarenakansemakin luasnya pembukaan kawasan hutan
menjadi non-hutan yang menyebabkan habitat rusa sambar semakin terdesak,
selain itu perburuan liar yang terus berlangsung semakin mempercepat
penurunan populasi rusa sambar di habitat alaminya. Dalam upaya untuk mengurangi
tekanan-tekanan terhadap kehidupan rusa sambar di alam, terutama akibat perburuan
liar maka perlu ditingkatkan kegiatan-kegiatan konservasi ex-situ yang
salah satu diantaranya melalui kegiatan penangkaran rusa sambar.
Seperti dalam Undang-undang Nomor 5 tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya menyebutkan
bahwa pemanfaatan hidupan liar dimungkinkan dilakukan baik dalam bentuk
pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perburuan, perdagangan,
peragaan, pertukaran, budidaya tanaman obat-obatan atau pemeliharaan untuk
kesenangan. Penangkaran Rusa merupakan awal dari usaha pemanfaatan secara
menyeluruh, sebelum berkembang lebih lanjut ke arah peternakan.
Di masyarakat umum sumber daging masih
terbatas dari ternak-ternakkonvensional misalnya sapi, kerbau, kambing, domba
dan unggas. Padahal Indonesiamempunyai potensi sumber daging yang sangat besar
yang belum dikembangkan secarakomersil, diantaranya adalah Rusa Sambar. Saat
ini daging rusa banyak diminati olehmasyarakat. Sedangkan satu-satunya
institusi yang bertugas untuk melaksanakanpenangkaran rusa sambar yaitu UPTD
Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur diApi-api sampai saat ini belum
memanfaatkan daging rusa sebagai sumber protein hewani.Sehingga pasokan daging
rusa yang ada di masyarakat berasal dari kegiatan perburuan liar. Untuk
itu perlu adanya informasi tentang prospek pengembangan rusa sambar dan potensi yang
ada di dalamnya, sehingga diaharapkan banyak pihak yang tergerak
untukmenyelamatkan rusa sambar dari kepunahan melalui kegiatan pemanfaatan
secara lestari.
ISI
1. Asal-Usul Ternak Rusa
Jenis rusa yang asli Indonesia ini, bersama
anggota genus Muntiacus lainnya, dipercaya sebagai jenis rusa
tertua. Kijang berasal dari Dunia Lama dan telah ada sejak 15 – 35 juta tahun
yang silam.
Rusa jantan mempunyai ranggah (tanduk)
yang pendek, tidak melebihi setengah dari panjang kepala dan bercabang dua
serta gigi taring yang keluar. Kijang atau menjangan (Muntiacus muntjak)
merupakan binatang soliter. Kijang jantan menandai wilayahnya dengan
menggosokkan kelenjar frontal preorbital yang terdapat di kepala mereka di
tanah dan pepohonan. Selain itu kijang jantan juga menggoreskan kuku ke tanah
atau menggores kulit pohon dengan gigi sebagai penanda kawasan. Jenis rusa
asli Indonesia ini biasanya aktif di malam hari meskipun sering kali tetap
melakukan aktifitas di siang hari. Makanan utamanya adalah daun-daun muda,
rumput, buah, dan akar tanaman. Kijang merupakan binatang poligami. Jenis rusa
ini tidak memiliki musim kawin tertentu sehingga perkawinan terjadi sepanjang
tahun. Kijang betina dapat melahirkan sepanjang tahun dengan usia kehamilan
berkisar 6-7 bulan. Dalam sekali masa kehamilan, kijang melahirkan 1-2 ekor
anak.
2. Jenis-Jenis Ternak Rusa
1. Rusa sambar
Rusa sambar (disebut juga rusa sambur, sambhur, Tamil: Kadaththi man), adalah jenis rusa besar yang umum
berhabitat di Asia. Spesies yang umum memiliki ciri khas tubuh yang besar
dengan warna bulu kecoklatan. Sambar dapat tumbuh setinggi 102 cm - 160 cm
sampai bahu dengan berat sekitar 546 kg. Sambar umumnya berhabitat di hutan dan
bergantung pada tanaman semak atau rerumputan. Mereka umumnya hidup dalam
kelompok dengan anggota 5 - 6 anggota banyak terdapat di Pulau Sumatera danKalimantan di Indonesia.
2. Rusa bawean
Rusa bawean (Axis kuhlii) adalah
sejenis rusa yang saat ini hanya ditemukan di Pulau Bawean di tengah Laut Jawa, Secara administratif pulau ini termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
3. Cervus timorensis
Jenis Cervus timorensis, memiliki bulu
coklat dengan warna bagian bawah perut dan ekor berwarna putih. Hewan jantan
relatif lebih besar dibandingkan dengan betinanya. Tinggi badannya antara
91-102 cm dengan berat badan 103-155 kg, lebih kecil bila dibandingkan dengan
Sambar (Cervus unicolor). Rusa jantan mempunyai tanduk yang bercabang. Tanduk
akan tumbuh pertama kali pada anak jantan umur 8 bulan. Setelah dewasa, ranggah
menjadi sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing.
4. Kijang atau muncak
Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung
dalam genus Muntiacus. Kijang
berasal dari Dunia Lama dan dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah
ada sejak 15-35 juta tahun yang lalu, dengan sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan
di Perancis dan Jerman.
Kijang tidak mengenal musim kawin dan dapat kawin kapan saja,
namun perilaku musim kawin muncul bila kijang dibawa ke daerah beriklim sedang.
Jantannya memiliki tandukpendek yang dapat tumbuh bila patah.
5. Rusa totol
Rusa totol (Axis axis) merupakan hewan
herbivora yang menyukai segala jenis tumbuhan terutama rumput dan dedaunan. Rusa totol dewasa (pubertas) pada umur 10-15 bulan (rusa betina) dan
pada jantan pada umur 12-16 bulan (pada jantan). Seekor rusa betina akan
bunting selama 234 hari, dan mempunyai jarak antar kelahiran sekitar 275 hari.
Usia rusa yang menjadi ikon Istana Bogor ini berkisar antara 20-30 tahun.
3. Sistem Perkawinan Ternak Rusa
Reproduksi adalah suatu proses biologi yang
terjadi antara jantan dan betina dengan tujuan membentuk satu individu
baru di dalam kehidupannya. Perbandingan yang ideal di dalam suatu penangkaran
adalah 1 : 4 atau 5 yaitu 1 individu jantan dan 4 atau 5betina. Berahi menandakan
bahwa betina telah mengalami dewasa kelamin dan bersediamenerima pejantan dalam
perkawinan. Tanda-tanda berahi pada betina adalah nafsumakan
berkurang, tidak tenang, berdiri tenang apabila dinaiki pejantan atau
sesamabetina, sering kencing, mencium dan menjilat alat kelamin jantan, vulva (alat
kelaminbetina paling luar) terlihat membengkak, merah, dan apabila dipegang
terasa hangat.Tanda-tanda berahi pada jantan adalah sering
meraung, berkubang, menancapkan ranggah ke tanah atau pohon, bahkan sering
mencium dan membaui urine yang dikeluarkan rusa betina
sambil menjulurkan lidah. Lama berahi pada rusa diamati mulai
dari permulaan timbulnya keinginan untuk kawin hingga saat terakhir yakni 2,25 hari
dengan siklusberahi 20,25 hari.
Pubertas atau dewasa kelamin pada jantan ditandai oleh
kesanggupan berkopulasi(kawin) dan menghasilkan sperma,
serta perubahan-perubahan kelamin sekunder lain.Pubertas pada
betina ditandai oleh terjadinya estrus, ovulasi, dapat bereproduksi
ataumenghasilkan keturunan walau belum mencapai ukuran bobot badan dewasa,
pubertaspada rusa jantan 8 bulan dan betina 8,13 bulan. Perkawinan pertama
pada rusa timor betina dara dilakukan beberapa bulan setelah mencapai
dewasa kelamin (pubertas). Apabila perkawinan dilakukan pada saat pubertas,
induk akan sulit melahirkan bahkan anak yang dilahirkan cenderung lemah, kurang
sehat, bobot lahir rendah, dan pertumbuhan induk akan kerdil karena organorgan reproduksi
belum berkembang secara sempurna. Umur yang tepat untuk mengawinkan betina
dara pada rusa timor adalah 15,25 bulan dan jantan 12,67 bulan.
Rata-rata lama kawin 2,33 detik dengan
frekuensi kawin 2,14 kali/hari. Permulaan pembuahan pada rusa sulit
diketahui, sehingga yang dijadikan tolok ukur dalam menentukan kebuntingan
adalah perilaku setelah terjadi perkawinan dimana terlihat rusa betina
lebih tenang, perut sebelah kanan membesar, susu (ambing) menurun,
dan selalu menolak atau menghindar apabila didekati pejantan. Rata-rata lama
bunting pada rusa timor 8,38 bulan dan umur kebuntingan pertama 17,00 bulan. Aktivitas
kelahiran (partus) pada rusa sama seperti halnya mamalia lainnya,
terdiri dari tiga tahap yakni kontraksiuterus, pengeluaran anak (foetus),
dan pengeluaran placenta. Rusa timor termasuk golongan beranak
tunggal dan rata-rata umur beranak pertama 25,50 bulan dengan interval
kelahiran pertama dan kedua 13,25 bulan.
4. Manajemen dan Penangkaran Ternak Rusa
Penangkaran rusa timor tersebut menggunakan
lahan seluas 7,0 ha yang terdiri dari: Sistem semi terkurung,
dilakukan dalam bentuk mini ranch dengan cara memeliharapada
areal yang luas (± 1,0 ha), dipagari, dan rusa dibiarkan merumput sendiri
tetapikadang-kadang pakan disuplai dari luar apabila pakan di dalam areal tidak
mencukupi.Sistem bebas (ranch) adalah sistem penangkaran rusa yang
dilakukan secara ekstensifdalam areal yang luas dan berpagar (± 1,0 – 5,0 ha
atau tergantung ketersediaan lahan dan tujuan penangkaran). Rusa dibiarkan
merumput secara alami tanpa campur tangan manusia kecuali mengontrol dan
mengatur daya dukung.
Pemeliharaan rusa dengan sistem ranch dan
mini ranch sebaiknya memenuhikebutuhan hidup seperti habitat
alamnya. Oleh sebab itu, habitat buatan dalam kandang penangkaran yang
berpagar keliling dapat dilengkapi dengan areal pepohonan dan bersemak,
sumber air, tempat pakan dan lapangan perumputan. Areal berpohon sangat
bermanfaat untuk berlindung dan tempat tidur, sedangkan areal bersemak
dapat dijadikan tempat istirahat, pengasuhan anak dan kebutuhan biologis lainnya.
Jenis-jenis pohon yang ditanam mempunyai tajuk yang cukup rindang sebagai peneduh,
seperti: beringin, sawo, mangga, lengkeng, dan berbagai jenis tanaman hutan
lainnya. Beberapa jenis pohon sering dimakan kulitnya oleh rusa. Oleh sebab itu,
pemagaran beberapa jenis pohon perlu dilakukan apabila dikuatirkan cepat rusak atau
mati karena dimakan kulitnya oleh rusa.
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan
dalam penetapan lokasi penangkaran rusa, antara lain berada di luar
kawasan suaka alam; terletak di tempat yang tenang; aman dari gangguan;
mudah dicapai atau ditempuh pada musim hujan dan musimkemarau; tersedia air
yang banyak sepanjang tahun untuk keperluan minum,
1. Kandang
Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung
dari hujan, panas, dan predator; tempat berteduh, beristirahat,
berkembangbiak, makan dan minum; perawatan bagi yang sakit; dan untuk
memudahkan dalam pengontrolan. Bahan kandang yang digunakan terdiri dari
kayu, paku, besi, kawat harmonika atau ram, batako, semen, dan pasir.
Tiang-tiang beton dibangun di atas pondasi dengan ukuran kandang untuk
satu individu rusa dewasa adalah 2,0 m². Kandang rusa diberi pintu, agar
mudah dalam penanganan untuk pemberian pakan, penangkapan untuk penimbangan,
pengukuran, pemberian tanda, pemeriksaan kesehatan, atau pemberian perlakuan.
Drainase pada lantai kandang dibuat agak miring dan diusahakan agar tidak
becek; kandang rusa sebaiknya disekat sesuai dengan status fisiologis.
Kandang rusa terdiri dari berbagai bentuk
tergantung kegunaannya, antara lainbangunan peneduh. Bangunan ini berfungsi
sebagai tempat berteduh karena mempunyai atap dan dinding sehingga
terhindar dari terpaan air hujan. Bangunan ini sangat diperlukan dalam
penangkaran rusa yang menganut sistem terkurung (kandang). Atap bangunan
terdiri dari genteng, alang-alang atau rumbia, sedang dindingnya dari
tembok dengan tinggi minimal 50 cm. Bangunan berukuran 1 m² untuk satu
individu rusa dewasa. Penangkaran rusa yang menggunakan sistem bebas (ranch),
dapat menggunakan pohon-pohon yang rindang atau semak belukar.
- Kandang pembiakan (kandang tertutup yang
berukuran 6 x 2 m2 dan disekat menjaditiga ruang yakni untuk kandang kawin (2 x
3 m2), kandang melahirkan dan menyusui (2 x 1,5 m2) dan kandang sapih anak
(2 x 1,5 m2),
- Kandang individu dan penelitian (masing-masing
berukuran 2 x 2 m),
- Kandang transit (kandang terbuka seluas ± 560
m2 untuk menampung rusa yang baru datang),
- Kandang pembesaran seluas ± 288 m2 yang
dibagi menjadi empat sub unit masingmasing seluas ± 72 m2 untuk seleksi
pasangan, pembesaran anak dan pelatihan(exercise) bagi salah satu
pasangan untuk menyegarkan kondisi tubuh dari kandangpembiakan, serta isolasi
untuk kasus tertentu. Kandang ini biasanya disebut yard dan
sebaiknya berbentuk bulat atau melingkar yang digunakan untuk perawatan rusa,
dan tempat bagi rusa yang sedang bunting atau melahirkan. Dinding kandang yard terbuat
dari papan yang kuat dengan tinggi minimum 2,0 m, dan tertutup rapat agar
rusa mudah diberi perlakuan tanpa menimbulkan kepanikan atau stres. Kandang
berbentuk bulat agar rusa lebih mudah diberi perlakuan karena rusa akan berada
di bagian tengah kandang. Namun apabila kandang berbentuk persegi, rusa cenderung
lebih senang berada di sudut-sudut sehingga sulit untuk memberi perlakuan.
Lantai kandang terdiri dari lantai kasar ataupaving block.
- Kandang pedok atau mini ranch (kandang
pemeliharaan terbuka ukuran 38 x 38 m2),pengolahan limbah (untuk
mengolah dan memanfaatkan limbah pakan dan kotoran rusa, terdiri dari 2
buah masing-masing berukuran 4 x 2 x 1 m3 dan 2 x 2 x 1 m3),
- Gudang pakan (bangunan permanen berukuran 8 x 6 m2
yang digunakan sebagaigudang pakan, obat-obatan dan peralatan penangkaran),
- Pusat informasi (bangunan permanen
berukuran 10 x 6 m untuk pusat data daninformasi penangkaran rusa serta
kegiatan administrasi dan pelatihan).
2. Pagar
Pagar dibuat mengelilingi areal penangkaran
dan bahannya adalah tiang pagar (besi, beton, atau pohon hidup), dan kawat
(harmonika atau ram, kawat duri). Tinggi tiangpagar minimum 2,5 m dari
permukaan tanah, ditanam 50 – 75 cm dengan pondasi beton dan ujung bagian
atas dibengkokkan sepanjang 0,5 m dan diberi kawat duri sebanyak 3 – 4
baris. Jarak antar tiang pagar maksimal 2,0 m. Tiang pagar yang berasal
dari pohon hidup, ditanam di sekitar pagar setinggi 2,5 m dari permukaan tanah
dengan diameter batang minimum 10 cm dan ditanam 50 – 75 cm. Pohon hidup ditanam
di antara tiang besi siku, untuk membantu penguatan pagar. Pemagaran pohon
dilakukan setinggi 1-2 meter menggunakan bahan bambu, kayu atau kawat
harmonika. Apabila peneduh alami dianggap kurang, peneduh buatan (shelter)
dapat dibuat dengan ukuran setinggi 2 meter dari bahan yang tidak mudah
rusak dengan jumlah dan penempatan peneduh yang terpisah sesuai kebutuhan.
3. Areal pengembangan pakan
Areal pengembangan pakan merupakan salah satu
sarana yang sangat penting didalam penangkaran karena produktivitas dan
perkembangbiakan rusa sangat tergantung oleh pakan. Oleh karena itu perlu
dikelola secara intensif untuk menjaga kualitas dan kuantitas jenis pakan.
Jenis pakan yang ditanam disesuaikan dengan jenis-jenis yang disukai rusa,
tahan terhadap kekeringan yang terdiri dari jenis rumput (poaceae)
danleguminosae. Pakan rusa berupa hijauan, baik jenis rumput,
rambatan maupun dedaunan, dan pakan tambahan (konsentrat). Pakan hijauan rumput
antara lain rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, sorghum, dan rumput
lapangan seperti kolonjono, rumput pait,a’awian, gewor, bayondah, dan
padi-padian. Pakan hijauan rambatan dan dedaunan,antara lain mikania, kangkung,
daun ubi, daun kacang, kaliandra, daun jagung, daunnangka, daun jati, daun
lamtoro, daun turi, daun beringin, daun Acacia l., daunmangkokan, daun nampong,
dan daun gamal. Jenis pakan tambahan berupa dedak, kulit kacang, bungkil
kelapa, kulit pisang, ubi, jagung dan kulitnya, wortel, pellet ternak Selain
itu, diberikan pula vitamin organik, obat-obatan, dan pupuk organik. Pengadaan bahan
tersebut digunakan untuk memacu pertumbuhan dan reproduksi rusa. Pakan
diberikan 2 atau 3 kali sehari, terutama pagi dan sore hari, dengan rata-rata persentase
kebutuhan pakan segar berdasarkan bobot badan (BB) rusa masing masing sebesar
28,70% - 18,75% (umur kurang dari 12 bulan), kemudian semakin menurun menjadi
19,60% - 13,91% (umur 12 - 24 bulan) dan 12,32% - 10,93% (umur 24–36 bulan).
Waktu pemberian pakan terbanyak adalah pada sore hari
4. Tempat makan
Tempat makan yang biasa digunakan berbentuk
palungan berukuran panjang 1,5 – 2,0 m dan lebar 0,5 m atau berbentuk
bulat segi enam berukuran diameter 50 – 75 cmdengan tinggi 30 cm dari atas
permukaan tanah. Bahan yang digunakan terdiri dari papan, kayu, atau seng
polos atau licin. Tempat makan diletakkan di tengah atau di sudut kandang
dan diusahakan setiap kandang terdapat satu buah tempat makan. Tempat
pakan harus mudah dijangkau petugas yang memberi pakan, tetapi penempatannya
memungkinkan bagi rusa memakan dari segala arah. Tempat pakan diberi
peneduh untuk menghindari pakan mudah kering karena kepanasan atau basah karena
kehujanan. Apabila jumlah rusa yang ditangkar cukup banyak dalam satu areal penangkaran,
tempat pakan dapat dibuat di beberapa tempat agar tidak terjadi persaingan
makanan antara individu rusa. Ukuran tempat pakan yang disesuaikan dengan
jumlah rusa yang dipelihara. Lantai tempat pakan dapat dibuat dari semen atau
papan. Bentuk tempat pakan yang dibuat panggung akan mengurangi sisa pakan yang
terbuang karena diinjak-injak atau bercampur dengan kotoran (faeses dan urine).
5. Tempat minum
Rusa memerlukan air untuk minum, dan berkubang
sehingga sebaiknya selalu bersih dan sering diganti. Pada musim kawin,
rusa jantan sangat menyenangi air sebagaitempat berkubang. Tempat minum yang
digunakan berbentuk kolam dilengkapi dengan pembuangan untuk menghindari
rusa jantan yang sering menanduk terutama apabila memasuki musim kawin.
Letak tempat minum berada di tengah atau di sudut kandang dan setiap
kandang diusahakan terdapat satu tempat minum.
6. Jalan kontrol
Jalan kontrol berfungsi untuk pengontrolan dan
pemberian pakan dengan lebar jalan 1,5 – 2,0 m dan sebaiknya terletak di
sepanjang pinggiran kandang atau pagar.
7. Saluran air
Air diperlukan untuk mengairi pakan,
pemeliharaan kandang dan rusa. Penangkaran sebaiknya mempunyai bak
penampung dan menara air lengkap dengan generator. Saluran air perlu
dibersihkan setiap hari agar tidak tergenang dan menimbulkan bau yang
kurang sedap, serta sebaiknya dibuat agak miring menuju tempat pembuangan.
8. Gudang dan peralatan
Bangunan ini berfungsi untuk menyimpan
peralatan dan perlengkapan penangkaran, pemeliharaan pakan (alat-alat
pertanian), pakan, dan obat-obatan. Di samping itu, diperlukan pula sarana
dan prasarana pendukung penangkaran berupa
sekat harmonika, sekat portable, kandang jepit,
instalasi air (sumur, menara air, tanki air, pipa saluran), instalasi
listrik (pemasangan listrik PLN 3.500 VA, tiang dan kabel, lampu
penerangan, gardu meteran), dan pos jaga.
5. Teknik Pemeliharaan Ternak Rusa
A. Pemeliharaan Rusa
Pemeliharaan rusa terdiri dari pengelompokan
rusa, penyapihan anak, kesehatan, dan penandaan atau pemberian nomor (tagging).
1. Pengelompokkan rusa
Rusa dikelompokkan berdasarkan status
fisiologi yakni jantan dan betina yang telah siap kawin, jantan yang belum
siap kawin (baru disapih), betina yang belum siap kawin (baru disapih),
betina yang sedang bunting, betina yang melahirkan, dan rusa yang sakit.
Pengelompokan tersebut bermanfaat untuk memudahkan dalam pemberian pakan
sesuai kebutuhan, memudahkan dalam pengaturan perkawinan, menjaga pejantan
agar tidak mengganggu rusa yang lain, keamanan bagi induk yang bunting dalam
proses kelahiran, ketenangan bagi induk yang menyusui dalam merawat anak,
menghindari perkawinan sebelum waktunya, memperoleh kesempatan makan bagi
rusa yang baru disapih, dan memudahkan penanganan bagi rusa yang sakit
2. Penyapihan rusa
Penyapihan adalah induk betina bersatu dengan
anaknya sampai berumur 4 bulan,agar anak rusa mendapat air susu lebih banyak.
Penyapihan sebelum berumur 4 bulan, misalnya ditinggal mati oleh induk,
diperlukan penambahan air susu dari luar dengan menggunakan dot atau sendok.
3. Kesehatan
Kesehatan rusa perlu diperhatikan agar
produktivitas semakin meningkat. Kematian dalam penangkaran rusa lebih
banyak terjadi pada musim hujan dan penyakit yang sering menyerang adalah pneumonia (radang
paru-paru) karena kandang yang becekdan lembab. Kematian pada rusa dewasa lebih
banyak disebabkan oleh faktor makanan, lingkungan, dan stres akibat
penanganan. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit pada rusa timor,
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sanitasi lingkungan kandang,
pemberian pakan yang memenuhi standar gizi, memperbaiki teknik penanganan,
dan vaksinasi, serta pemberian obat sesuai jenis penyakit dan anjuran
medis.
4. Penandaan (tagging)
Penandaan (tagging) pada rusa merupakan
hal penting dalam manajemenpenangkaran. Penandaan sebaiknya dilakukan sebelum
anak rusa disapih dan tujuannya adalah untuk mengetahui silsilah (pedigree),
umur, memudahkan dalam
pengontrolan, memudahkan dalam pengenalan individu, dan untuk
memudahkan
pengaturan perkawinan. Cara pemberian nomor pada rusa timor
di penangkaran
B. Pemeliharaan Pagar dan Kandang
Pemeliharaan pagar dan kandang dilakukan
secara teratur agar rusa tidak ke luarkandang karena kerusakan pagar. Kerusakan
pagar lebih sering terjadi pada saat musim kawin karena pada saat itu,
ranggahnya gatal sehingga kawat adalah salah satu sasaran yang ditanduk.
Lingkungan dan sanitasi dalam kandang harus tetap terjaga agar tidak
lembab terutama pada saat musim hujan. Pemeliharaan kandang dilakukan dengan
cara pembersihan setiap pagi hari sebelum pemberian pakan sehingga rusa dapat
mengkonsumsi pakan dalam kondisi bersih dan kesehatanpun terjamin. Pencarian
dan pengambilan pakan dilakukan pada kebun pakan yang telah dikelola dan
juga berasal dari lingkungan sekitar HP Dramaga. Alokasi tenaga kerja yang digunakan
untuk pemeliharaan kandang, pencarian, pengambilan dan pemberian pakan,
pengolahan kebun pakan, pengolahan limbah penangkaran dan lingkungan sekitar
serta pengamanan rusa dilakukan selama 24 jam secara bergantian.
C. Pemeliharaan Pakan
Pemeliharaan pakan dilakukan agar memperoleh
pakan yang baik dan selalu tersedia secara kontinyu sepanjang musim,
dengan cara pembersihan, pengolahan tanah,pemupukan, pendangiran, dan
penyiraman. Pembersihan rumput liar dan pendangirandilakukan tiga bulan sekali
sedang pengolahan tanah dan pemupukan setahun sekali.
D. Teknik Pemberian Pakan
Pemberian pakan segar pada rusa timor
didasarkan pada perhitungan 10% x bobotbadan x 2. Maksud dikalikan dua yakni
diperhitungkan dengan jumlah hijauan yang tidak dimakan karena sudah tua,
tidak disenangi, kotor karena terinjak-injak, dan telahbercampur dengan urine dan faeces.
Pemberian pakan selalu disertai dengan pemberian garam sebagai perangsang
nafsu makan dan untuk memenuhi kebutuhan mineral. Pemberian pakan
dilakukan dengan cara pengaritan dimana hijauan dipotong 3-5 cm lalu
diberikan pada rusa dalam kandang, baik musim hujan maupun musim kemarau.
Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 atau 3 kali sehari (pagi, siang, dan sore)
sedang pemberian pakan tambahan berupa dedak padi diberikan tiga kali dalam seminggu,
sebanyak 0,5 kg/individu. Pemberian pakan pada rusa bunting, harus lebih intensif
baik kualitas maupun kuantitas karena peranan makanan sangat penting untuk pertumbuhan
janin di dalam rahim dan juga berguna untuk mempertahankan kondisi tubuh
induk. Sedang pemberian pakan pada anak rusa, dimulai pada umur dua minggu
dengan cara memberikan hijauan muda (pucuk) yang dipotong kecil-kecil. Selain
itu, dilakukan pula pemberian vitamin organik, obat-obatan, dan pupuk organik untuk
memacu pertumbuhan dan reproduksi rusa, serta mengurangi bau kotoran.
6. Pemanfaatan Ternak Rusa
Dalam mendukung perlindungan dan pemanfaatan
rusa sambar secara lestari makaMenteri Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan
nomor 362/kpts/TN, 120/5/1990 padatanggal 20 Mei 1990 yang isinya diantaranya
memasukkan rusa sebagai kelompok anekaternak yang dapat dibudidayakan
sebagaimana ternak lainnya, termasuk juga tentangpengaturan ijin usahanya
(Jacoeb, 1994). Dalam hal pemanfaatannya hampir semua bagian dari rusa
dapat dimanfaatkan. Menurut potensi pemanfaatannya, pemanfaatan rusa sambar dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. pemanfaatan langsung, meliputi
- Pemanfaatan Daging
Daging rusa merupakan komonditi yang mempunyai
prospek yang baik, terutamadalam upaya memenuhi kebutuhan protein hewani bagi
masyarakat. Rusa sambar sebagai penghasil daging mempunyai keunggulan
komparatif dibanding dengan ternak penghasil daging lainnya. Menurut
Dradjat (2002) pada tahun 1978 Yerex dan Spiers melaporkan bahwa rusa
dapat menkonversi 30 kg bahan kering menjadi 3 kg daging. Satwa ini sangat
efisien dalam menggunakan pakan untuk diubah menjadi daging, di Selandia
Baru penggunaan pakan rusa lebih efektif 4–5 kali dibandingkan dengan
ternak domba atau sapi (Jacoeb, 1994). Keunggulan lain adalah bila
dibandingkan dengan daging sapi kadar proteinnya lebih tinggi dan kadar
lemaknya lebih rendah. Kadar protei daging rusa 21,1 % dan daging sapi adalah
18,8 %, sedangkan kadar lemak daging rusa 7,0 % dan daging sapi 14,0 % (Putri,
2002) dengan kandungan kolesterol 58 mg/100 gram (Semiadi, 2004).Sehingga
daging rusa sangat cocok bagi orang yang berpantang terhadap kolesterol.
- Pemanfaatan Ranggah Tua,
Ranggah tua yang sudah lepas dapat dijadikan
bahan baku kerajianan tangansebagai hiasan dinding, hiasan meja atau diubah
menjadi pernak-pernik yang menarik seperti pipa rokok atau yang lainnya.
- Ranggah muda (velvet)
Ranggah/tanduk muda rusa tumbuh dari substrat
tulang rawan yang di bagianluarnya dibungkus velvet yang banyak mengandung
pembuluh darah dan jaringanvaskuler dan dapat dijadikan sebagai bahan baku obat
tradisional. Dalam ranggah muda rusa mengandung mineral yang tinggi dan
sekitar 15 jenis asam amino, yaitu: Alanina, Arginina, Aspartat,
Fenilalanina, Glisina, Glutamat, Histidina, I,leuisin, Leusina, Lisina,
Methionona, Serina, Threonina, Tirosina dan Valina. Ranggah muda dapat
dikembangkan menjadi emping yang merupakan irisan tipis ranggah muda yang dikeringkan,
juga sebagai serbuk dalam bentuk kapsul sebagai peningkat vitalitas tubuh.
- Produk sampingan
Kulit rusa dapat digunakan sebagai bahan baku
produk kerajinan dompet ikatpinggang dan jaket atau sepatu, hal itu dikarenakan
kulit rusa sambar kuat dan
lentur. Jerohan rusa mempunyai peluang untuk dijadikan produk
lain, diantaranya dalam bentuk soto babat rusa.
- Pemanfaatan lainnya
Pada lang kah lebih lanjut dalam penangkaran
rusa pada akhirnya juga diharapkandapat menjadi breeding stock atau
penghasil pejantan/induk yang berkualitas untukpengembangan rusa lebih luas.
2. Pemanfaatan secara tidak langsung
Pemeliharaan selain untuk keperluan komersil,
rusa telah lama dipelihara karenapostur tubuh, corak bulunya dan keindahan
ranggahnya. Seperti halnya rusa totol di Istana Kepresidenan Bogor, yang
dipelihara karena keindahan bulunya yang totol-totol putih. Sedangkan rusa
sambar menarik dilihat dari postur tubuhnya yang tinggi dan tegap padat
dengan ranggah yang indah pada rusa jantannya. Selain itu apabila kegiatan
penangkaran sudah berjalan dengan baik, sebagai upaya diversifikasi pemanfaatan
dapat dikembangkan menjadi areal wisata berburu rusa sangat mungkin untuk
diwujudkan.
PENUTUP
Dalam mendukung perlindungan dan pemanfaatan
rusa sambar secara lestari makaMenteri Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan
nomor 362/kpts/TN, 120/5/1990 padatanggal 20 Mei 1990 yang isinya diantaranya
memasukkan rusa sebagai kelompok anekaternak yang dapat dibudidayakan
sebagaimana ternak lainnya, termasuk juga tentangpengaturan ijin usahanya
(Jacoeb, 1994). Dalam hal pemanfaatannya hampir semua bagian dari rusa
dapat dimanfaatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dradjat, A.S. 2002. Potensi Biologi dan
Reproduksi Rusa Sebagai Hewan Ternak.Seminar Prospek Penangkaran Rusa di Indonesia.
Yogyakarta.
Jacoeb, T.N., Wiryosuhanto, S.D. 1994. Prospek
Budidaya Ternak Rusa. PenerbitKanisius. Yogyakarta.
Ma’ruf, A., Atmoko, T., Syahbani, I. 2006.
Teknologi pengakaran rusa sambar (Cervusunicolor) di Desa Api-api
Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Prosiding Gelar dan Dialog Teknologi
”Teknologi untuk Kelestarian Hutan danKesejahteraan Masyarakat”. Puslitbang
Hutan dan Konservasi Alam, BadanLitbang Departemen Kehutanan.
Sutedja, IGNN., Taufik, M. 1990. Mengenal
Lebih Depkat Satwa yang Dilindungi.Mamalia. Biro Hubungan Masyarakat,
Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan.
Semiadi, G. 1998. Budidaya Rusa Tropika
Sebagai Hewan Ternak. Masyarakat ZoologiIndonesia. Jakarta
Semiadi, G., Nugraha, R.T.P. 2004. Panduan
Pemeliharaan Rusa Tropis. Puslit BiologiLIPI. Bogor.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun
1990 tentang Konservasi SumberDaya Alam Hayati D
Gambar 1,2 dan3 Metode Pemeliharaan Rusa :)
Semoga bermanfaat :)
Ditunggu masukan nya :)
Tambahan :
Tambahan :
Video 1. Kunjungan & pemeriksaan rusa di ciumbuleuit @ klinik hewan happiness :)
Video 2. Pengobatan influenza pada kucing anakan (kitten) persia :)
Terimakasih